Jumat, 01 Agustus 2014

terimakasih




tujuh tahun berlalu
enam tempat aku singgahi untuk berbagi ilmu
ribuan jiwa aku belajar untuk memahaminya
ribuan kreatifitas diciptakan bersama

tujuh tahun berlalu
beragam cerita telah tercipta
beragam rasa telah dirasakan
beragam perjalanan telah dilalui

tujuh tahun berlalu
lelah mulai terasa
jemu mulai melanda
tiba saatnya untuk berhenti

tujuh tahun berlalu
terimakasih smuanya
untuk cerita, curhat, amarah, tangis, tawa, kreatifitas dan semangArt kalian
untuk menjadi bagian dari cerita kehidupan ku
terimakasih, Gbu :)

Kamis, 19 Juni 2014

sahabat

dahulu berbagi cerita adalah hal yang sangat mudah kita lakukan
tapi kini...untuk memulai perbincangan adalah hal yang sulit kita lakukan

dahulu berbagi rahasia terdalam adalah hal yang wajib kita lakukan
tapi kini...untuk menceritakan kerisauan sesaat adalah hal yang sungkan kita lakukan

dahulu saling menasihati adalah hal yang biasa kita lakukan
tapi kini...untuk bercanda adalah hal yang aneh kita lakukan

sahabat...
apakah kesibukan kita yang mengakhiri kebersamaan kita??
apakah ego yang membuat “kita” menjadi “elu” dan “gue”??
apakah waktu yang mengambil semua cerita itu??

sahabat...
masih bisakah kita menjalin mimpi tentang persahabatan??
masih bisakah kita menciptakan perjalanan yang penuh cerita dalam persahabatan??
masih bisakah...??

sebelum waktu akhirnya memisahkan kita untuk selamanya...

Sabtu, 01 Maret 2014

story no #1?

jiwaku dan otakku berdiam diri, tak bersuara, hening, tak berkata-kata, speechless
sementara diriku sibuk berkata-kata, tak berdiam diri, marah-marah
kemudian diriku mengalihkan perkataannya, marah-marahnya ke jiwaku dan otakku
tapi jiwaku dan otakku tetap tak bergeming dari keberdiam dirinya dan keheningannya
sampai akhirnya diriku merasa lelah dari perkataannya dan marah-marahnya
jiwaku, otakku dan diriku akhirnya berdiam diri, tak bersuara, hening
hingga akhirnya jiwaku berkata kepada diriku yang tak bersuara, tak bergeming
" kamu kok sekarang emosian sih?? kamu sekarang udah tidak seasik yang dulu.."
otakku hanya mengangguk tanpa bersuara, tanpa berkata-kata
............
jiwaku, otakku dan diriku diam, hening, tak bersuara, tak bergeming...
mereka sedang sibuk dengan pemikirannya untuk memperbaiki diriku yang sudah ga asik ini....


ps : sudah lama tidak bikin cerita ini, jadi lupa ini udah cerita yang keberapa, akhirnya dikasih kode "?" :D

Minggu, 23 Februari 2014

indra keenam : berkat atau...??

tiba-tiba teringat dengan orang-orang terkasih yang sudah berada di sisi-Nya
tiba-tiba teringat dengan semua firasat yang gue alami sebelum mereka berada di sisi-Nya
dan tiba-tiba amarah dan penyesalan itu kembali muncul..kenapa harus gue yang merasakan firasat itu?!..apakah karena karena "gift" (kata orang) dari Tuhan yang spesial banget itu??
jika jawabannya "iya", sumpah, ini sungguh menyakitkan
ketika  banyak orang bilang "wah asik banget lu punya indra keenam!"
apanya yang asik kalau elu bisa merasakan "roh-roh" disekitar lu sedangkan elu takut dengan mereka -.-;;
ketika banyak orang mengatakan "enak banget lu bisa "ngeliat" masa depan!"
apanya yang enak kalau elu hanya bisa mengetahui "tanda-tanda" itu tanpa mengerti artinya dan ketika "tanda-tanda" itu menjadi kenyataan, elu cuma bisa marah karena tidak mengetahuinya dari awal dan tidak bisa mengubahnya (jika itu adalah kejadian yang buruk).
sampai sekarang gue masih ga ngerti apakah harus berterimakasih atau tidak untuk "hadiah yang spesial" ini


Sabtu, 18 Januari 2014

adventure in sawarna (Laguna pari-pasir putih)



31 desember 2013 -02 januari 2014,  kami bertiga melakukan perjalanan ke sawarna. Sebuah perjalanan dan tujuan yang baru bagi kami. Oleh karena itu sebelum kami memulai perjalanan, kami mensurvey trayek perjalanan di internet, Pilihan trayek adalah melalui Serang, Rangkasbitung atau Bogor.
Tadinya kami berniat naik kereta ke Rangkasbitung tapi ternyata kereta yang tersedia berangkat di malam hari, akhirnya kami sepakat untuk mengikuti jalur Bogor-Palabuhanratu-Sawarna dan menjadikan stasiun Bogor sebagai meeting point pada esok harinya jam 6.30 pagi.
Selasa, 31 desember 2013 kami memulai perjalanan kami, dari stasiun Bogor kami naik angkot 03 ke terminal Baranangsiang dengan membayar ongkos Rp 2.500,- lalu melanjutkan perjalanan dengan bis yang menuju Palabuhanratu dengan ongkos Rp 35.000,-. disini kami mulai merasakan jenuh karena perjalanan yang ditempuh dari Baranangsiang-Palabuhanratu adalah 4 jam. memang tidak seberapa dengan jumlah jam perjalanan Jakarta-Yogya tapi mungkin karena situasi di dalam bis yang tidak membuat kami nyaman, jadi ketika turun kami sangat kelelahan.
Setibanya di Palabuhanratu kami istirahat sebentar sembari makan siang di terminal. Dari info yang kami peroleh di internet kami seharusnya melanjutkan perjalanan dengan ELF ke daerah Bayah lalu naik ojek. Tapi saat kami makan, bapak pemilik warung makan mengatakan ada ELF yang langsung ke Sawarna. bahkan beliau langsung mengatakan ke sopir ELF-nya untuk menunggu kami dan memesankan tempat duduk untuk kami. Beruntung bagi kami, bapak supir mau menunggu kami, terimakasih bapak-bapak.
pantai Laguna Pari
Setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan, cukup lama ngetemnya karena mobilnya memang masih kosong. Sambil menunggu jalan, kami berbincang-bincang dengan Pak Encep (supir elf yang akan kami tumpangi). Beliau mengatakan hanya ada 1 elf yang menuju ke Sawarna dan hanya sekali jalan (beruntungnya kami). Beliau juga menyebutkan beberapa pantai yang ada di Sawarna, dan mengatakan kalau mau camping lebih baik di Laguna Pari saja karena masih sepi dan pantai lainnya sedang penuh ramai karena event tahun baru. Kemudian hari berikutnya dari Laguna Pari kami disarankan untuk menyusuri pantai menuju pantai Tanjung Layar dan bisa kemping di pantai Pasir Putih karena pada hari berikutnya pantai itu sudah sepi. Kami pun setuju untuk mengikuti anjurannya :)..
Perjalanan pun dilanjutkan, dan disepanjang perjalanan kami melihat pemandangan laut dan pantai Palabuhanratu yang indah. Kurang lebih 1 jam perjalanan yang kami tempuh dari Palabuhanratu ke Sawarna, kami akhirnya tiba di ujung gang jalan menuju pantai Laguna Pari. perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki kira-kira 1,5 km melalui gang kampung, jembatan gantung (ini yang cukup bikin deg-deg syur karena saya masih trauma gempa Yogya), dan persawahan dengan hutan. Walaupun tidak ada guide tapi cukup mudah untuk mengetahui jalan mana yang harus dilalui karena sudah ada jalan yang berlapis batako dan jalan setapak yang sudah diberi batu-batuan. Tidak sulit melewati jalan ini disaat musim kemarau tapi karena kami kesana saat musim hujan jadi cukup sulit juga saat melewati jalan yang licin jadi harus berhati-hati.
Akhirnya!! :D..akhirnya kami tiba di pantai Laguna Pari!! Gambar diatas ada dihadapan tempat kami mendirikan tenda :D..
Pantai Tanjung Layar
Saat kami tiba kami langsung merasakan deburan ombak pantai Laguna Pari. Pemandangan yang tersedia lebih dari cukup untuk membayar lelah kami selama perjalanan. Terimakasih Tuhan :). Setelah cukup melepas lelah dengan bermain air dan minum air kelapa, kami lalu mendirikan tenda.
Hari pertama kami kemping adalah malam tahun baru, hujan deras pula. Hujan inilah yang sempat bikin kami repot dan kesulitan karena tenda kami ternyata bocor (padahal kata penjualnya waterproof)..
Semalaman kami tidak bisa istirahat dengan tenang dan akhirnya numpang tidur di semacam gubuk petani pencari rumput laut. Oia karena Laguna Pari masih terpencil jadi walaupun malam tahun baru tidak seramai yang di pantai Pasir Putih jadi kembang api pun juga cuma sedikit yang menyalakannya.
Esok harinya kami mengeksplor pantai Laguna Pari. Dari ujung ke ujung kami jelajahi sambil berfoto-foto. Dan sumpah ga bohong, KEREN BANGET!! Saya dan salah satu mantan murid saya pun setuju jika suatu saat nanti kami kembali ke tempat ini dan kemping lebih lama lagi :D


Susunan karang ditambah air yang jernih bikin kami terkagum-kagum dan ingin berlama-lama disana. Tapi sayangnya kami harus melanjutkan perjalanan menuju Pasir Putih sebelum hari terlalu siang.
Setelah kami membasuh diri di kamar mandi umum, dilanjutkan dengan sarapan. Kami langsung merapihkan tenda kami dan melanjutkan perjalanan menuju pantai Pasir Putih dengan menyusuri pantai. Karena tidak ada jalur/jalan setapak yang pasti, kami sempat bingung, apalagi tidak ada penduduk sekitar saat kami menyusuri pantai. Tapi untungnya ada beberapa pengunjung yang juga dari atau ke pantai Pasir Putih jadi kebingungan itu hanya sesaat. Satu hal yang pasti ketika mau melewati jalan yang dekat hutan, gunakan lotion anti nyamuk karena nyamuknya ganas-ganas, gunakan juga sunblok kalau mau jalan di siang hari. Dan berhati-hatilah saat melewati jalur batu-batuan besar, jika terpeleset sedikit atau tidak memperhatikan pijakan batu yang kokoh bisa sangat berbahaya.
Hampir satu jam kami berjalan. Sebenarnya jalurnya pendek tapi karena kami sempat nyasar dan harus berhati-hati di jalur bebatuan jadi kami cukup lama tiba di pantai Tanjung Layar. Sesampainya disana kami melepas lelah kami dengan minum air kelapa dan makan siang.

sunset di pantai Pasir Putih
Dari Tanjung Layar, Pasir Putih tidaklah jauh, cukup berbelok dan jalan kaki 10 menit tibalah kami di pantai Pasir Putih yang memang lebih luas dari Laguna Pari. Kami langsung mendirikan tenda karena hujan mulai turun dan hari mulai sore. Karena kami tiba di pantai Pasir Putih sekitar jam 3 sore. Tenda telah berdiri, kami pun langsung bermain di pantai :D..karena besok pagi-pagi kami sudah harus meninggalkan Sawarna jadi kami puas-puasin bermain di pantai dan menikmati sunset.
Penjelajahan kali ini benar-benar tidak akan saya lupakan karena ini adalah kali pertama saya pergi backpacker dengan kemping di alam terbuka dan dengan tujuan yang sama sekali asing bagi kami. Dan syukurlah kami tiba dirumah kami masing-masing dengan selamat. Satu hal yang pasti, perjalanan ini membuat saya ketagihan untuk melakukan petualangan yang lain lagi. Walaupun capek terasa tapi pemandangan yang disediakan oleh Tuhan tidak ada tandingannya. Terimakasih Tuhan :)..