31 desember 2013 -02 januari 2014, kami bertiga melakukan perjalanan ke sawarna. Sebuah perjalanan dan tujuan yang baru bagi kami. Oleh karena itu sebelum kami memulai perjalanan, kami mensurvey trayek perjalanan di internet, Pilihan trayek adalah melalui Serang, Rangkasbitung atau Bogor.
Tadinya kami berniat naik kereta ke Rangkasbitung tapi ternyata kereta yang tersedia berangkat di malam hari, akhirnya kami sepakat untuk mengikuti jalur Bogor-Palabuhanratu-Sawarna dan menjadikan stasiun Bogor sebagai meeting point pada esok harinya jam 6.30 pagi.
Selasa, 31 desember 2013 kami memulai perjalanan kami, dari stasiun Bogor kami naik angkot 03 ke terminal Baranangsiang dengan membayar ongkos Rp 2.500,- lalu melanjutkan perjalanan dengan bis yang menuju Palabuhanratu dengan ongkos Rp 35.000,-. disini kami mulai merasakan jenuh karena perjalanan yang ditempuh dari Baranangsiang-Palabuhanratu adalah 4 jam. memang tidak seberapa dengan jumlah jam perjalanan Jakarta-Yogya tapi mungkin karena situasi di dalam bis yang tidak membuat kami nyaman, jadi ketika turun kami sangat kelelahan.
Setibanya di Palabuhanratu kami istirahat sebentar sembari makan siang di terminal. Dari info yang kami peroleh di internet kami seharusnya melanjutkan perjalanan dengan ELF ke daerah Bayah lalu naik ojek. Tapi saat kami makan, bapak pemilik warung makan mengatakan ada ELF yang langsung ke Sawarna. bahkan beliau langsung mengatakan ke sopir ELF-nya untuk menunggu kami dan memesankan tempat duduk untuk kami. Beruntung bagi kami, bapak supir mau menunggu kami, terimakasih bapak-bapak.
pantai Laguna Pari |
Perjalanan pun dilanjutkan, dan disepanjang perjalanan kami melihat pemandangan laut dan pantai Palabuhanratu yang indah. Kurang lebih 1 jam perjalanan yang kami tempuh dari Palabuhanratu ke Sawarna, kami akhirnya tiba di ujung gang jalan menuju pantai Laguna Pari. perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki kira-kira 1,5 km melalui gang kampung, jembatan gantung (ini yang cukup bikin deg-deg syur karena saya masih trauma gempa Yogya), dan persawahan dengan hutan. Walaupun tidak ada guide tapi cukup mudah untuk mengetahui jalan mana yang harus dilalui karena sudah ada jalan yang berlapis batako dan jalan setapak yang sudah diberi batu-batuan. Tidak sulit melewati jalan ini disaat musim kemarau tapi karena kami kesana saat musim hujan jadi cukup sulit juga saat melewati jalan yang licin jadi harus berhati-hati.
Akhirnya!! :D..akhirnya kami tiba di pantai Laguna Pari!! Gambar diatas ada dihadapan tempat kami mendirikan tenda :D..
Pantai Tanjung Layar |
Hari pertama kami kemping adalah malam tahun baru, hujan deras pula. Hujan inilah yang sempat bikin kami repot dan kesulitan karena tenda kami ternyata bocor (padahal kata penjualnya waterproof)..
Semalaman kami tidak bisa istirahat dengan tenang dan akhirnya numpang tidur di semacam gubuk petani pencari rumput laut. Oia karena Laguna Pari masih terpencil jadi walaupun malam tahun baru tidak seramai yang di pantai Pasir Putih jadi kembang api pun juga cuma sedikit yang menyalakannya.
Esok harinya kami mengeksplor pantai Laguna Pari. Dari ujung ke ujung kami jelajahi sambil berfoto-foto. Dan sumpah ga bohong, KEREN BANGET!! Saya dan salah satu mantan murid saya pun setuju jika suatu saat nanti kami kembali ke tempat ini dan kemping lebih lama lagi :D
Susunan karang ditambah air yang jernih bikin kami terkagum-kagum dan ingin berlama-lama disana. Tapi sayangnya kami harus melanjutkan perjalanan menuju Pasir Putih sebelum hari terlalu siang.
Setelah kami membasuh diri di kamar mandi umum, dilanjutkan dengan sarapan. Kami langsung merapihkan tenda kami dan melanjutkan perjalanan menuju pantai Pasir Putih dengan menyusuri pantai. Karena tidak ada jalur/jalan setapak yang pasti, kami sempat bingung, apalagi tidak ada penduduk sekitar saat kami menyusuri pantai. Tapi untungnya ada beberapa pengunjung yang juga dari atau ke pantai Pasir Putih jadi kebingungan itu hanya sesaat. Satu hal yang pasti ketika mau melewati jalan yang dekat hutan, gunakan lotion anti nyamuk karena nyamuknya ganas-ganas, gunakan juga sunblok kalau mau jalan di siang hari. Dan berhati-hatilah saat melewati jalur batu-batuan besar, jika terpeleset sedikit atau tidak memperhatikan pijakan batu yang kokoh bisa sangat berbahaya.
Hampir satu jam kami berjalan. Sebenarnya jalurnya pendek tapi karena kami sempat nyasar dan harus berhati-hati di jalur bebatuan jadi kami cukup lama tiba di pantai Tanjung Layar. Sesampainya disana kami melepas lelah kami dengan minum air kelapa dan makan siang.
sunset di pantai Pasir Putih |
Penjelajahan kali ini benar-benar tidak akan saya lupakan karena ini adalah kali pertama saya pergi backpacker dengan kemping di alam terbuka dan dengan tujuan yang sama sekali asing bagi kami. Dan syukurlah kami tiba dirumah kami masing-masing dengan selamat. Satu hal yang pasti, perjalanan ini membuat saya ketagihan untuk melakukan petualangan yang lain lagi. Walaupun capek terasa tapi pemandangan yang disediakan oleh Tuhan tidak ada tandingannya. Terimakasih Tuhan :)..